CONTOH MODUL FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

  

FILSAFAT PENDIDIKAN

 


 

Disusun:

Kelompok XIII

 

1.      NI GUSTI AYU KADEK ARI NOVIANI                           (DS0121012)

2.      NI LUH TRISYA AMELIA                                                  (DS0321001)

 

 



 

 

MODUL XIII

FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Pendahuluan

Filsafat barat berpusat pada perkembangan filsafat yunani, karena pemikiran para filsuf yunani yang kritis dan radikal. Di kota Miletos Asia Minor yang pada waktu itu masuk wilayah yunani, munculah pada abad VI SM, para pemikir-pemikir Yunani yang di sebut filosof alam. Dinamakan sebagai filosof alam, karena obyek yang menjadi permasalahan pokoknya adalah mengenai masalah alam (cosmos). Mereka mempersoalkan apakah sebenarnya yang merupakan Prinsip Dasar (inti) alam semesta ini. Sebagai ciptaan Tuhan, alam berkedudukan sederajat dengan manusia  namun Tuhan menundukkan alam bagi manusia dan bukan sebalaiknya. karena itu manusia berkedudukan sebagai kholifah dibumi,untuk menjadikan bumi maupun alam sebagai wahana dan objek dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia diciptakan tidak hanya sebagai makhluk yang dapat berkembang biak dan dapat bertahan hidup,namun demikian manusia adalah makhluk yang memiliki akal dengan cara berfikirnya yang kompleks. Keistimewaan manusia dalam berfikir secara kompleks inilah sehingga lahir yang namanya filsafat. Melalui filsafat manusia diharapkan dapat berfikir dengan benar untuk kebenaran dan kebijaksanaan. Manusia dan filsafat tidak bisa dilepaskan, karena dengan filsafat manusia dapat menemukan kebenaran dan ilmu pengetahuan.

Perlakuan manusia terhadap alam tersebut dimaksudkan untuk memakmurkan kehidupan didunia dan diarahkan kepada kebaikan diakhirat. Sebab akhirat adalah masa depan eskatologis yang tak terelakan. Kehidupan akhirat akan dicapai dengan sukses jika kehidupan manusia benar benar fungsional terhadap alam dan beramal sesuai dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing umat manusia. Maka  jelas hubungan alam dengan manusia merupakan hubungan pemanfaatan alam untuk kemakmuran bersama. Hidup bersama antara manusia dengan alam berarti juga hidup dalam kerja sama,tolong menolong dan tenggang rasa. Dengan ini adanya alam sebagai tempat manusia melakukan aktifitas sebab manusia dijadikan makhluk yang paling tinggi derajatnya untuk sebagai pemimpin dimuka bumi ini bukan untuk merusaknya.

 


 

KEGIATAN BELAJAR 1

 

1.        FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG MANUSIA

A.       Filsafat Tentang Manusia

Untuk apakah kita terlahir sebagai manusia?, pertanyaan itulah yang akan selalu ada dari dahulu hingga sekarang, pertanyaan yang akan selalu terdengar dari saat manusia lahir hingga manusia meninggal. Sesuai dengan tinjauan kefilsafatan tentang manusia, disebutkan bahwa manusia adalah mahluk yang bertanya, dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang mempertanyakan dirinya sendiri dan keberadaannya dalam kosmos secara menyeluruh. Atas keingintahuan manusia akan posisinya dalam alam itulah manusia sadar bahwa dirinya adalah seorang penanya. Jika kita merunut jauh kebelakang sebelum manusia mengenal peradaban, persoalan persoalan filsafati sudah menjadi bagian dari kehidupan seorang manusia. Jika kita melihat segi dayanya, manusia memiliki dua macam daya, di satu sisi manusia memiliki daya untuk mengenal dunia rohani, yang nous, intuitip, supranatural, dikarenakan oleh kerjasama yang dilakukan dengan akal (dianoia) menjadikan manusia dapat memikirkan serta memperbincangkan hal-hal yang bersifat rohani. Di lain sisi manusia memiliki daya pengamatan (aesthesis), karena pengamatan yang disertai dengan daya penggambaran atau penggagasan manusia pada akhirnya memiliki pengetahuan yang luas. Filsafat Manusia adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/essensi manusia. Objek material filsafat manusia adalah gejala manusia, tujuan filsafat manusia untuk menyelidiki-menginterpretasi, dan memahami gejala-gejala/ekspresi manusia. Objek formal filsafat manusia dimensi metafisis spritiual universal diselidiki dengan menggunakan metode sistesis dan refleksi

B.        Pemikiran Filsuf Tentang Manusia

Ada beberapa pandangan para filsuf mengenai manusia, manusia memiliki 2 elemen dalam dirinya, yaitu jiwa dan tubuh, yang keduanya merupakan elemen yang berdiri sendiri, yang satu lepas dari yang lain. Jiwa berada di dalam tubuh layaknya dalam sebuah penjara seperti yang diungkapkan oleh plato (428-348 SM) bahwa tubuh adalah musuh jiwa karena tubuh penuh dengan berbagai kejahatan dan jiwa berada dalam tubuh yang demikian itu, maka tubuh merupakan penjara jiwa.

Menurut pemikiran Plato jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu nous (akal), thumos (semangat), ephitumia (nafsu), karena pengaruh nafsu, jiwa manusia terpenjara dalam tubuh. Hanya kematian yang akan melepaskan jiwa dari belenggu tersebut. Lalu Demokritos (460-370) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Jiwapun adalah materi yang terdiri dari atom-atom khusus yang bundar, halis dan licin, oleh sebab itu tidak saling mengait satu sama lain. Demikian juga atom-atom yang berbentuk lain. Namun ada juga aliran yang mengajarkan tentang aliran perpindahan, seperti phytagoras. Phytagoras ( mengajarkan keabadian jiwa manusia dan perpindahanya kedalam jasad hewan apabila telah mati, dan jika hewan tersebut mati maka jasadnya akan berpindah ke jasad lainnya, demikianlah seterusnya. Perpindahan jiwa yang demikian disebut dengan suatu proses penyucian jiwa. Jiwa akan kembali ke tempat asalnya di langit apabila proses penyuciannya telah selesai. Oleh karena kajahatan dianggap telah bersemayam dalam benda, maka tugas manusia adalah membebaskan diri dari pengaruh tubuhnya dengan tidak makan daging, bermusik, tidak mengadakan persetubuhan, dan lainya, paham Pythagoras ini dianut oleh Appolonius dari Tyana.

Tinjauan kefilsafatan tentang manusia di atas menitikberatkan kepada dayanya, akan tetapi pandangan philo yang mempertemukan filsafat helinisme dengan agama yahudi lebih menitikberatkan pada aspek lain. Hal ini tampak jelas dalam pandanganya bahwa dalam strukturnya manusia adalah gambar alam semesta. Akan tetapi manusia sebagai idea yaitu sebagai manusia yang tidak bertubuh, telah ada sejak kekal di dalam logos, jiwa manusia dibedakan antara jiwa sebagai kekuatan hidup (psukhe) dan jiwa yang bersifat akali (nous, dianoia, psukhe logika). Jiwa sebagai kekuatan hidup berada di dalam darah dan tidak akan binasa. Jiwa yang bersifat akali atau nous adalah jiwa yang lebih tinggi, yang bersifat illahi. Sebelum manusia dilahirkan jiwanya sudah ada. Jiwa ini tidak dapat binasa, ia memasuki tubuh dari luar, di dalam tubuh jiwa itu terpenjara. Oleh karena itu hidup didalam dunia adalah sebuah kejahatan. Kematian mewujudkan suatu kebebasan, dimana orang dibangkitkan kepada hidup yang sejati dan kepada kebebasan. Dalam hal ini philo ingin menyebutkan bahwa tujuan hidup manusia ialah menjadi sama dengan Illah, adapun caranya adalah dengan menahan diri dari dunia dan segala nafsu, menentang perangsang yang datang dari luar dan mengarahkan diri kepada dirinya saja.

Manusia adalah jiwa dan raga (tubuh) yang satu, keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Jika ada jiwa tanpa tubuh, maka ia hanya dapat disebut sebagai roh, dan jika ada raga tanpa jiwa maka ia hanya dapat disebut dengan mayat. Jiwa itu bagaikan seorang pemimpin, dan raga adalah fasilitatornya. Sebuah jiwa akan berarti menjadi seorang manusia apabila ia memiliki raga yang akan dikendalikannya, begitupun sebaliknya raga akan berarti menjadi seorang manusia apabila ia memiliki jiwa yang mengendalikannya. Kesatuan antara jiwa dan raga itu merupakan wujud keutuhan seorang manusia yang sejati, hal itu mutlak sifatnya dan tidak kekal. Tujuan manusia adalah mencapai sebuah tempat tertentu setelah kematian yang disebut dengan surga, untuk dapat mencapai tahapan tersebut manusia haruslah menjauhi hal-hal yang tidak baik seperti Mencuri, membunuh, Merendahkan orang lain, dan sebagainya. Selain itu manusia juga harus melakukan hal-hal yang baik baik terhadap sesama manusia dan alam sekitarnya. Aturan-aturan mengenai hal yang baik dan hal yang buruk tersebut merupakan sebuah komitmen antara manusia dengan Tuhan. Bisa dibilang tujuan akhir manusia adalah sebuah kebahagiaan yang abadi, tanpa ada lagi akhir dari kebahagiaan tersebut.

Pendapat ini hampir serupa dengan pemikiran Thomas Hobbes. Menurut Thomas Hobbes manusia tidak lebih pada suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya, oleh karena itu maka segala sesuatu yang terjadi padanya dapat diterangkan dengan cara yang sama dengan cara menerangkan kejadian-kejadian alamiah, yaitu secara mekanis. Dengan kata lain manusia hidup selama darahnya beredar dan jantungnya bekerja, yang disebabkan pengaruh mekanis dari hawa atmosfir. Hidup manusia adalah gerak anggot-anggota tubuhnya. Aristoteles pun berpikiran serupa bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tubuh dan jiwa hanya merupakan dua segi dari manusia yang satu, tubuh adalah materi dan jiwa adalah bentuk. Manusia merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, maka pada saat manusia mati, maka kedua-duanya akan mati. Itu berarti jiwa manusia tidak abadi. Namun aristoteles berpikiran bahwa tidak ada kehidupan setelah mati, jadi kematian adalah akhir dari segala-galanya.

Pemikiran para filsuf tentang manusia terus berkembang, akan tetapi didalam perkembangan tersebut tidak dapat disimpulkan tenalitasnya, terutama yang menyangkut kesempurnaan pemikirannya. Perkembangan pemikiran tentang manusia menunjukkan adanya upaya yang terus-menerus untuk menemukan hakikat manusia. Hal ini berarti ingin dicapai pengertian yang mendalam dan radikal tentang manusia.

2.      DIMENSI MANUSIA

A.    Kebahagiaan dan Penderitaan

Menurut Fichte, manusia secara prinsipil adalah mahluk yang bersifat moral yang di dalamnya mengandung suatu usaha. Disinilah manusia perlu menerima dunia luarnya. Sikap seperti ini dapat menjadikan manusia menyadari dirinya sendiri dan usaha untuk membatasi dirinya sendiri dari masyarakat luas. Karena itulah manusia disebut sebagai mahluk sosial, mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Hidup akan menjadi sebuah penderitaan apabila dunia dipandang sebagai suatu keinginan sebab pemuasan keinginan sangat terbatas, sedangkan kehendak tidak terbatas. Inilah sebab timbulnya pandangan bahwa kenyataan hidup merupakan penderitaan. Manusia dapat menikmati kebahagiaan apabila penderitaan tidak dialaminya. Dan penderitaan itu sendiri datang ketika kehendak kita tidak terpenuhi, rasa kekecewaan yang timbul akan menjadi belenggu kita untuk merasakan kebahagiaan. Apabila seseorang ingin merasakan kebahagiaan maka belenggu kehendak harus dilepaskan dari perbudakan kehendak seseorang.

B.     Eksistensi Manusia

Karl Marx berpandangan lain dengan filsuf sebelumnya, akan tetapi dalam aspek-aspek tertentu pandangan tersebut sama. Hakikat pemikiran para filsuf tentang manusia pada umumnya mengacu kepada hakikat manusia itu sendiri. Apabila pemikiran tersebut menyangkut masalah kemampuan dan makna hidup serta eksistensinya, maka untuk menyelesaikan masalah tersebut tidak terlalu mudah.

Menurut Kerkeegard, pertama-tama yang penting bagi manusia adalah keadaanya sendiri atau eksistensinya sendiri. Akan tetapi harus ditekankan, bahwa eksistensi manusia bukanlah suatu “ada” yang statis, melainkan suatu “menjadi”, yang mengandung didalamny suatu perpindahan, yaitu perpindahan dari “kemungkinan” ke “kenyataan”. Atau merubah sesuatu yang sebelumnya hanya bersifat abstrak menjadi nyata. Dengan kata lain eksistensi berarti : Berani mengambil keputusan yang menentukan hidup. Maka barangsiapa tidak berani mengambil keputusan, ia tidak bereksistensi dalam arti sebenarnya. Tiap eksistensi memiliki cirinya yang khas.

Kierkeegard membedakanya adanya 3 bentuk eksistensi, yaitu : bentuk estetis, bentuk etis dan bentuk religius. Kaum eksistensialis terus berpikir tentang manusia. Dalam hal ini Gabriel Marcel (1889-1973) menegaskan bahwa manusia tidak hidup sendirian, tetapi bersama-sama dengan orang lain. Tetapi manusia adalah makhluk yang menjadikan manusia dapat mentransendir dirinya sendiri, dapat mengadakan pemilihan, dengan mengatakan “ya” atau “tidak”, terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.

Pandangan filsuf mengenai manusia menggambarkan betapa manusia hadir sebagai mahluk yang multi dimensi. Dalam hal ini manusia sebagai mahluk individu benar-benar berdiri kokoh dalam kemandiriannya. Demikian pula manusia sebagai mahluk sosial senantiasa mengatur dengan kehidupan kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Keberadaan manusia sangat akrab dengan alam sekitarnya yang tidak mengangkat manusia, melainkan mengangkat benda-benda fisik lainnya. Para filsuf yang telah menunjukan kemampuannya untuk menerobos ruang batas yang amat sulit tentang manusia, pada akhirnya sampai kepada tingkat pemikiran bahwa terlepas dari dimensi-dimensi tersebut di atas jelaslah bahwa pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan tuhan.

3.        PAHAM TENTANG MANUSIA

a.       Materialisme

Materialisme telah diawali sejak filsafat yunani yakni sejak munculnya filsuf alam Yunani, kemudian kaum Stoa dan Epikurisme. Paham ini mulai memuncak pada abad ke-19 di eropa. Materialisme ekstrim memandang bahwa manusia adalah terdiri dari materi belaka. Lamettrie (1709-1751) sebagai seorang pelopor materialisme berpandangan bahwa manusia tidak lain daripada binatang, binatang tak berjiwa, material belaka. Materialisme/ Naturalisme, Istilah materi diganti dengan istilah nature/alam setiap gejala/gerak dapat dijelaskan menurut hukum kausalitas gerak disebabkan karena ada gerak eksternal yang menggerakkan. Kaum materialis pada umumnya sangat deteministik gerak bersifat mekanis untuk menggerakkan manusia adalah mesin. Manusia adalah bagian dari alam/materi, manusia adalah objek yang substansinya adalah berkeluasan, manusia adalah mesin/kumpulan sel dan sistem syaraf. Manusia adalah daging tanpa jiwa yang menempati ruang waktu, mengalami perkembangan dan penyusutan sejalan dengan perjalanan waktu. Manusia merupakan makhluk deterministik/ tidak memiliki kebebasan. Perilaku manusia adalah akibat dari suatu sebab eksternal. Manusia bertindak karena ada suatu sebab yang mendahului (stimulus) yang menuntut untuk diberikan respons/reaksi.

b.      Idealisme

Idealisme adalah kebalikan dari materialisme, kalau pandangan materialisme didasarkan atas material, jadi yang berubah-ubah dan tidak kekal, yang hilang sesudah hidup ini hilang, maka aliran yang disebut idealisme ini dalam pandangannya terhadap manusia memangkalkannya pada yang umum, yang tidak berubah-ubah, abadi, yang masih terus ada sesudah hidup ini habis. Dalam pandangan ini semuanya membedakan manusia dari binatang, bukanlah manusia itu material belaka, tetapi adalah bahagiannya yang lain, yang bukan material dan bersifat lain dari yang material itu. Dalam idealisme terdapat beberapa corak, yaitu: idealisme etis, idealisme estetik, dan idealisme hegel.

c.       Rasionalisme

Pandangan rasionalisme dipelopori oleh Rene Descarles, ia menyatakan dengan tegas bahwa manusia itu terdiri dari jasmaninya dengan keluasanya (extensio) serta budi dengan kesadaranya. Kesadaran ini rohani dan yang bertindak itu adalah budi. Seperti pengetahuan dan pengenalan, pengetahuan yang benar itu datangnya dari kesadaran. Hubungan anatara jiwa dana badan adalah sejajar, tapi bukanlah merupakan sebuah keatuan. Dari renungan rasionalisme ini muncul paham panteisme, yitu spinoza.

d.      Irrasionalisme

Irrasionalisme adalah sebuah pandangan berdasarkan atas rasio atau sekurang-kurangnya amat mementingkan arti rasio dalam kemanusiaan irrasionalisme belum tentu mengingkari rasio atau mengabaikan adanya rasio itu serta artinya bagi manusia. Yang dimaksud dengan pandangan manusia yang irrasionallistis ialah pandangan-pandangan:

1.    Yang mangingkari adanya adanya rasio,

2.    Yang kurang menggunakan rasio walaupun tidak mengingkarinya, dan

3.    Terutama pandangan yang mencoba mendekati manusia dari pihak lain serta, kalau dapat dari keseluruhan pribadinya.

 

 

 

 


 

LATIHAN SOAL

 

1.        Jelaskan tujuan filsafat tentang manusia?

2.        Sebutkan dan jelaskan tokoh yang mengemukakan filsuf tentang manusia!

3.        Apa yang dimaksud dengan pandangan manusia yang irrasionallistis?

4.        Jelaskan filsafat manusia menurut paham materialisme!

5.        Jelaskan eksistensi menurut Kierkeegard!

Jawab

1.         Filsafat Manusia (FM) adalah cabang filsafat khusus yang secara spesifik mempelajari hakekat/essensi manusia. Tujuan Filsafat Manusia : menyelidiki-menginter- pretasi, dan memahami gejala-gejala/ekspresi manusia.

2.         Menurut pemikiran Plato jiwa manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu nous (akal), thumos (semangat), ephitumia (nafsu), karena pengaruh nafsu, jiwa manusia terpenjara dalam tubuh. Lalu Demokritos (460-370) mengajarkan bahwa manusia adalah materi. Phytagoras ( mengajarkan keabadian jiwa manusia dan perpindahanya kedalam jasad hewan apabila telah mati, dan jika hewan tersebut mati maka jasadnya akan berpindah ke jasad lainnya, demikianlah seterusnya. Thomas Hobbes manusia tidak lebih pada suatu bagian alam bendawi yang mengelilinginya, oleh karena itu maka segala sesuatu yang terjadi padanya dapat diterangkan dengan cara yang sama dengan cara menerangkan kejadian-kejadian alamiah, yaitu secara mekanis.

3.         Yang dimaksud dengan pandangan manusia yang irrasionallistis ialah pandangan-pandangan Yang mangingkari adanya adanya rasio, Yang kurang menggunakan rasio walaupun tidak mengingkarinya, dan Terutama pandangan yang mencoba mendekati manusia dari pihak lain serta, kalau dapat dari keseluruhan pribadinya.

4.         Lamettrie (1709-1751) sebagai seorang pelopor materialisme berpandangan bahwa manusia tidak lain daripada binatang, binatang tak berjiwa, material belaka. Materialisme/ Naturalisme, Istilah materi diganti dengan istilah nature/alam setiap gejala/gerak dapat dijelaskan menurut hukum kausalitas gerak disebabkan karena ada gerak eksternal yang menggerakkan. Kaum materialis pada umumnya sangat deteministik gerak bersifat mekanis untuk menggerakkan manusia adalah mesin

5.         Eksistensi menurut Kierkeegard yaitu Berani mengambil keputusan yang menentukan hidup. Maka barangsiapa tidak berani mengambil keputusan, ia tidak bereksistensi dalam arti sebenarnya.


 

RANGKUMAN

Manusia memang memiliki akal yang tidak ada batasnya, seperti yang terlihat pada pembahasan tentang manusia pada halaman sebelumnya begitu banyak pandangan-pandangan para filsuf tentang manusia. Namun jika kita cermati tidak ada kesepakatan bulat dari para filsuf mengenai hakikat manusia, dari hal tersebut dapat diambil beberapa hal mengapa tidak ada suara yang sama dari para filsuf mengenai manusia, secara tidak langsung para filsuf mengungkapkan hakikat manusia berdasarkan latar belakang dan ego dari para filsuf itu sendiri.

Namun secara garis besar dapat diambil 2 garis besar mengenai hakikat manusia tersebut.yang pertama, Manusia adalah ragawi yang didalamnya terdapat jiwa, raga adalah sebagai bentuk gerak kehidupan dari seorang manusia, sedangkan jiwa adalah tempat akal dan budi yang membuat manusia dapat berpikir dan merasakan kehidupan yang ada di sekitarnya, jiwa inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti binatang atau benda mati. Manusia sebagai sebuah satuan yang kompleks tentu tidak dapat berdiri dengan sendirinya, seperti benda yang diciptakan oleh manusia, benda itu butuh bantuan manusia agar dapat terangkai menjadi sebuah benda. Begitupun manusia yang butuh kekuatan diluar dirinya untuk dapat menjadi manusia, atau yang disebut dengan kekuasaan tuhan.

Garis besar yang kedua adalah yang ekstrem. Pandangan itu menyebutkan bahwa kita sama saja dengan binatang, hanya material belaka, dan manusia pun memiliki jiwa kebinatangan, derajat manusia lebih tinggi hanya karena menyandang nama manusia. Sebagai manusia layaknya kita bijak menanggapi berbagai pendapat tersebut, karena apapun bentuknya, itu merupakan bagian dari sejarah ilmu pengetahuan manusia.

 

 

 


 

TES FORMATIF 1

1. Dibawah ini termasuk sisi manusia mimiliki daya mengenal dunia rohani, kecuali....

a. nous

b. intuitif

c. supranatural

d. dianoia

e. aesthesis

(Jawaban e)

2. Yang termasuk sisi manusia memiliki daya pengamatan adalah.....

a. intuitif

b. nous

c. spranatural

d. aesthesis

e. semua benar

(Jawaban d)

3. Jiwa berada didalam tubuh layaknya dalam sebuah penjara oleh Plato pada abad ke...

a. 428-348 SM

b. 438-448 Sm

c. 348-843 sM

d. 248-483 SM

e. 482-483 SM

(Jawaban a)

4. Apa yang dimaksud dengan thumos....

a. akal

b. semangat

c. nafsu

d. perjuangan

e. interaksi

(Jawaban b)

5. Apa yang dimaksud dengan nous...

a. semangat

b. nafsu

c. perjuangan

d. akal

e. semua benar

(Jawaban d)


 

6. Apa yang dimaksud dengan ephitumia...

a. akal

b. semangat

c. nafsu

d. semua benar

e. interaksi

(Jawaban c)

7. Paham Phytagoras dianut oleh....

a. Appolonius

b. Plato

c. Tyana

d. a dan c benar

e. a, b dan c benar

(Jawaban d)

8. Kierkeegrad membedakan adanya bentuk ekstensi, yaitu...

a. estetis

b. eksistensiasis

c. a dan d benar

d. religius

e. semua benar

(Jawaban c)

9. Dari renungan religius muncul paham....

a. panteisme

b. seisme

c. idealisme hegel

d. semua benar

e. pshuke logika

(Jawaban a)

10. Paham manusia meliputi....

a. materialisme                                            d. irrasinalisme           

b. idealisme                                                 e. semua benar

c. rasionalisme

(Jawaban e)


 

KEGIATAN BELAJAR 2

1.    FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG ALAM

Alam ialah seluruh zat dan energi, khususnya dalam bentuk esensinya. Alam ialah mata pelajaran studi ilmiah. Dalam skala, "alam" termasuk segala sesuatu dari semsesta pada subaton. Ini termasuk seluruh hal binatang, tanaman, dan mineral seluruh sumber daya alam dan peristiwa (tornado dan gempa bumi). Juga termasuk perilaku binatang hidup, dan proses yang dihubungkan dengan benda mati. Filsafat alam (dari bahasa latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada pengkajian alam dan semesta yang dominan pernah sebelumnya berkembang ilmu pengetahuan modern.

Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan per sejarahnya berkembang di luar filsafat, atau lebih khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas yang lebih tua, Kursi-Kursi Filsafat Alam yang sudah mapan kini sebagian besar dikuasai oleh para guru besar fisika. Catatan modern ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada abad ke-19 (Webster's Ninth New Collegiate Dictionary menuliskan bahwa asal mula kata "ilmuwan" adalah dari tahun 1834). Sebelumnya, kata "ilmu pengetahuan" sekadar berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica.

A.      Pengertian Filsafat Alam

Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di pusatkan pada alam. Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu. Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam. Karena ilmu alam akan menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat alam.

 

B.       Perkembangan Filsafat Alam

Filsafat Alam berkembang sejak zaman pra-Sokrates. Pesisir barat asia minor di duduki orang lonia. Diperkirakan pada abad 11 s.M, mereka pindah ke sana, akibat penyerbuan suku doria ke daratan yunani. lonia merupakan daerah pertama di  negeri yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang kultural. Homeros, penyair yang terkenal itu, hidup di lonia (tahun 850 s.M). demikian juga ketiga filsuf alam yang terkenal: Thales, Anaximandros, serta Anaximenes. Mereka bertempat tinggal di kota Miletos.

Miletos lah yang menjadi tempat lahir untuk filsafat dan bukan kota lain. Karena pada waktu itu Miletos adalah kota terpenting dari keduabelas kota lonia. Kota ini yang letaknya di bagian selatan pesisir asia minor, mempunyai pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan banyak daerah lain. Dengan demikian Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan dan segala macam informasi dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari pelbagai tempat. Masa hidup para filsuf pra-Sokrates ini meliputi suatu kurun waktu yang dimulai dengan Thales dari Miletos sampai Demokritos (460-370 s.M). Thales, Anaximander, Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 s.M). Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan dari  mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi alam semesta, tetapi belum  tentang manusia sendiri.

C.      Tokoh-Tokoh Filsafat Alam

1.    Thales

Dalam tradisi yunani terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang bijaksana yang hidup dalam abad ke-6 s.M. biarpun nama-nama dalam berita itu tidak selalu sama, namun semua nama Thales dari Miletos. Tentang tokoh ini banyak dongeng beredar yang tidak dapat dipercaya keebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui hidupnya, kita dengar dari sejarawan dari Herodotos (abad ke-5 s.M), tetapi Herodotos tidak menyebutnya dengan nama “filsuf” dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru Aristoteles (abad ke-4 s.M) mengenakan kepada Thales gelar “filsuf yang pertama”. Thales lahir sekitar tahun 625-624 sM, dan mangkat sekitar tahun 547-546 s.M. ayahnya bernama Exaneyas dan ibunya bernama Cleobulina. Para filsuf barat terutama yunani menganggap bahwa Thales adalah filosof pertama. Tetapi Thales tidak menulis buah fikirannya. Ajarannya di sebarkan oleh murid-murid nya dari waktu ke waktu melalui cerita, baru kemudian Aristoteles menulisnya dalam sebuah buku. Prestasi besar thales di tandai dengan sejumlah karya nya:

a.         Berhasil meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 s.M.

b.        Menemukan cara untuk mengukur tinggi piramida dan jarak kapal di laut.

c.         Menerangkan  teori tentang banjir tahunan di Mesir.

Prestasi itu tidak dapat di lepas dari pengalamannya di Mesir, karena pekerjaanya sebagai pedagang yang sering berlayar ke Mesir. Mengenai filsafatnya tentang alam ini yang paling utama ialah Apa yang menjadi Asal dari Alam ini?. Thales menemukan jawabannya , bahwa “Air”lah yang merupakan inti dasar daripada alam semesta ini. Semua berasal dari air dan akan kembali sebagai air pula. Jadi semua kejadian alam ini hanyalah air belaka.

Pendapat Thales ini berdasarkan pengalamannya sehari-hari, sebagai pedagang yang selalu melintasi lautan yang begitu luas, dia melihat bagaimana ombak laut bisa menggulung dan membinasakan juga memberi kehidupan bagi para nelayan dan saudagar. Dan di Mesir dia melihat bagaimana sungai Nil memberi kesuburan bagi orang-orang mesir, dengan air mereka bisa bercocok tanam dan keperluan hidup sehari-hari. Begitulah air memberikan pengaruh besar terhadap Thales mengenai pikiran dan pandangannya tentang alamUntuk mencari hakikat asal mula dari alam semesta ini, Thales memang melepaskan diri dari ikatan kepercayaan umum di waktu itu. Berdasarkan pengalamannya, baik bagi orang pesisir, sebagai saudagar yang suka berlayar di lautan, maupun pengalamannya menyaksikan kehidupan penduduk Mesir yang hidupnya bergantung kepada sungai Nil,  semuanya dijadikan landasan berpikir Thales untuk mencari jawaban mengenai asal mula kejadian alam ini, yakni “semuanya berasal dari air”. Perkataan Thales tersebut memberikan pemikiran yang lebih mendalam lagi, yaitu bahwa “semuanya adalah satu”. Pikiran ini adalah pemikiran radikal dan masih baru pada zaman itu, sehingga untuk diterima cukup sulit diterima oleh masyarakat sekitar.

Kepercayaan bathin Thales masih animism. Animism ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaannya kesana di kuatkan oleh pengalaman pula. Besi berani (maghnet) dan batu api di gosok sampai panas menarik barang yang dekat dengannya. Ini dipandangnya sebagai kodrat tanda berjiwa. Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa raga karena mampu menggerakkan besi.

2.    Anaximandros

Dia adalah murid Thales. Ahli Astronomi dan Ilmu Bumi. Putra dari Praxiades ini hidup sekitar tahun 610-547 s.M. dia limabelas tahun lebih muda dari Thales. Dia adalah filsuf pertama yang menuliskan buah fikirannya kedalam buku, sebab itu karangannya di pandang sebagai buku filosofi yang paling tua. Anaximandros juga mencari prinsip yang dapat memberikan pengertian mengenai kejadian di alam ini, tetapi dia tidak memilih salah satu anasir yang bisa diamati pancaindera. Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh pancaindera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron. “Apeiron” itu tidak dapat di rupakan tidak ada yang menyamainya di dunia ini. Karena segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindera kita, adalah barang yang mempunyai akhir. Jika kita melihat sifat-sifat yang di berikan pada apeiron, yaitu sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat dirupakan dan disamakan dengan benda alam, kita dapat menduga barangkali yang menjadi prinsip dasar alam ini adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Kekurangan informasi tentang Anaximandros mengakibatkan banyak lowongan dalam pengetahuan kita tentang ajaran filsuf ini. Namun demikian apa yang kita ketahui sudah cukuplah untuk menarik kesimpulan bahwa Anaximandros adalah betul-betul orang yang mempunyai daya fikir tinggi. Ia membuka jalan baru untuk mengerti dunia, yang sangat mempengaruhi sejarah filsafat selanjutnya. Itulah suatu langkah penting menuju pengertian rasional tentang dunia. Tetapi kita harus mengakui juga bahwa observasi ini masih jauh dari memuaskan.

3.    Anaximenes

Anaximenes kira-kira hidup sekitar tahun 585-525 s.M, dia adalah murid langsung dari Anaximandros. Tidak banyak naskah yang mengisahkan tentang riwayat hidup Anaximenes, namun ia merupakan filsuf terakhir dari kota Miletos, karena pada tahun 494 s.M kota Miletos diserang oleh bangsa Persia. Dan para ahli pikir dari kota Miletos melarikan diri dari, maka lenyaplah kota Miletos sebagai pusat pengajaran filsafat Alam. Mengenai ajaran filsafat Anaximenes juga mempermasalahkan tentang alam ini, berbeda dari gurunya Anaximandros, dia menganggap bahwa asal-usul dari alam ini adalah udara. Dia berbeda pendapat dari gurunya karena beranggapan bahwa Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara. Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes menggunakan pengalaman bahwa udara yang meliputi dunia ini menjadi sebab segala yang hidup. Kalau tak ada udara, tak akan terjadi yang lahir ini dengan beberapa macam dan ragamnya. Anaximenes juga menulis  suatu buku, dan dari buku itu hanya satu fragmen yang di simpan.


 

4.    Phytagoras

Pythagoras  lahir di pulau Samos, tahun kelahirannya diperkirakan sekitar tahun 570 s.M. dan mangkat sekitar tahun 570 s.M. kira-kira sekitar tahun 530 s.M. atau sekitar umur 40 th ia pindah ke Kroton, dekat Calabria (sekarang wilayah italia). Dia tinggal di sana kira-kira selama 20 th. Setelah itu Pythagoras dan pengikutnya berpindah ke Metapontion karena alasan politik. Dan dia di bunuh oleh muridnya sendiri yang membelot di kota tersebut. Dalam filsafatnya ia berbeda dengan filosof terdahulu, tidak mempersoalkan azas pertama dari alam, tetapi mencari rahasia alam. Menurutnya alam ini tersusun sebagai angka-angka. Segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar angka. Disini kita dapat melihat bahwa kecapkapannya dalam matematika mempengaruhi pada pemikiran filsafatnya.

5.    Demokritos

Demokritos lahir kira-kira tahun 460 s.M. di Abdera, Thrakea (sekarang di timur laut yunani). kematiannya diperkirakan pada tahun 370 s.M. Dia merupakan filsuf alam terakhir, karena sesudah masa Demokritos para filsuf tidak lagi memperdebatkan masalah alam ini, mereka mulai mencari filosof tentang manusia. Seperti para Sofism, Sokrates, Aristoteles, Plato. Dia merupakan anak dari keluarga yang kaya, pada masa mudanya, dia sering bepergian ke Mesir dan Negara-negara timur dengan hartanya itu. Demokritos sebenarnya kurang cocok jika disebut sebagai filsuf pra-Sokrates, karena ia lebih muda dari Sokrates. Dia dikenal sebagai pemikir yang jenaka dan pelupa, sehingga dijuluki “the laughing philosopher.”

Seperti Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos pun berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran pluralisme. Tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, ia berpikir bahwa unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karenanya unsur-unsur itu diberi nama “atom” (atomos: dari a-= tidak dan tomos= terbagi) atom-atom itu merupakan bagian-bagian materi yang begitu kecil, sehingga mata kita tidak mampu mengamatinya. Dengan tiga cara atom-atom itu berbeda satu sama lain: dengan bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan huruf N), dengan urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan menurut posisinya (seperti N berbeda dengan Z) tetapi atom-atom tersebut tidak mempunyai kualitas sama sekali. Itulah perbedaan lain lagi dengan anasir-anasir Empedokles dan benih-benih Anaxagoras.

 

LATIHAN SOAL

 

1.        Jelaskan apa itu filsafat alam menurut para filsuf?

2.        Jelaskan pendapat mengenai filsafat alam menurut Thales!

3.        Sebutkan karya prestasi dari Thales!

4.        Sebutkan tokoh-tokoh filsafat alam!

5.        Jelaskan filsafat alam menurut Demokritos!

Jawab

1.        Disebut filsafat alam ialah karena perhatian atau pemikiran para filsuf di pusatkan pada alam. Para filsuf pada zaman ini tidak puas dengan kejadian alam ini hanya berdasarkan mitos, mereka beranggapan bahwa kejadian di alam semesta ini tidak hanya kebetulan saja. Seperti halnya siang berganti malam, hujan berganti panas, dan kejadian-kejadian alam lainnya. Tetapi para filsuf berfikir keras bahwa kejadian alam itu pasti ada sebab di belakang kejadian-kejadian itu. Cara paling sederhana untuk menetapkan ciri paling hakiki filsafat alam adalah dengan menunjukkan hubungannya dengan ilmu alam. Karena ilmu alam akan menunjukkan realita atas pemikiran-pemikiran filsafat alam.

2.        Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa raga karena mampu menggerakkan besi.

3.        Berhasil meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 s.MMenemukan cara untuk mengukur tinggi piramida dan jarak kapal di laut dan Menerangkan  teori tentang banjir tahunan di Mesir.

4.        ThalesAnaximandrosAnaximenesPhytagoras dan Demokritos

5.        Demokritos berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini mereka sepaham dengan ajaran pluralisme.


 

RANGKUMAN

 

Dinamakan filsafat alam karena yang menjadi obyek pemikiran adalah mengenai kejadian alam semesta ini. Filsafat alam ada sejak zaman pra-Sokrates dengan Miletus sebagai tanah kelahiran filsafat alam. Pemikiran para filsuf alam sangat dipengaruhi oleh kehidupan dan kemahiran mereka, seperti halnya Thales, Anaximenes, dan Pythagoras.

Thales, Anaximander, Anaximenes, Xenophanes, dan Pythagoras kurang lebih hidup di zaman yang sama atau paling sedikit mengalami meski tidak saling mengetahui (625-525 s.M, yaitu kira-kira semasa hidupnya Buddha Siddartha Gautama 623-543 s.M). Para filsuf pra-Sokrates sudah berpikir pasca-Mitologi dan semakin menerapkan kaidah-kaidah kerja logos. Ada pendapat umum yang percaya bahwa kebanyakan dari  mereka ini mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan substansi alam semesta, tetapi belum  tentang manusia sendiri.

Filsafat alam (dari bahasa latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada pengkajian alam dan semesta yang dominan pernah sebelumnya berkembang ilmu pengetahuan modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

TES FORMATIF 2

 

1.    Filsafat Alam dalam Bahasa latin adalah….

a.       naturalis

b.      filo

c.       philo

d.      semua benar

e.       philosophia naturalis

(Jawaban e)

2.    Filsafat berkembang sejak zaman…

a.       pra sejarah

b.      meghalitikum

c.       paleolitikum

d.      pra-sokrater

e.       modern

(Jawaban d)

3.    Logos adalah…

a.       tegas

b.      keterampilan

c.       buah pikiran

d.      hubungan

e.       pandangan

(Jawaban c)

4.    Thales lahir sekitar tahun…

a.       625-624 sM

b.      625-624 SM

c.       652-642 sM

d.      621-622 SM

e.       626-623 sM

(Jawaban a)

5.    Prestasi besar Thales berhasil meramalkan gerhana matahari pada tanggal..

a.       29 Mei 585 sM

b.      28 Mei 585 sM

c.       29 Mei 585 SM

d.      28 Mei 585 SM

e.       27 Mei 585 sM

(Jawaban b)


 

6.    Teori tentang materi yang berjiwa disebut…

a.       hylezoisme

b.      astronomi

c.       animism

d.      apeiron

e.       semua benar

(Jawaban a)

7.    Apeiron adalah..

a.       rupa

b.      dapat dirupakan

c.       dapat diinteraksikan

d.      tidak dapat dirupakan dan disamakan

e.       semua benar

(Jawaban d)

8.    Anaximenes hidup kira-kira sekitar tahun..

a.       585-858 sM

b.      585-525 sM

c.       585-525 SM

d.      585-528 sM

e.       585-858 SM

(Jawaban b)

9.    Alam tersusun sebagai angka-angka merupakan teori dari…

a.       Thales

b.      Demokratos

c.       Phytagoras

d.      Anaximenes

e.       Anaximandros

(Jawaban c)

10.  Siapakah filsuf yang dijuluki the laughing philosopher…

a.       Thales

b.      Phytagoras

c.       Anaximenes

d.      Anaximandros

e.       Demokritos

(Jawaban e)


 

KEGIATAN BELAJAR 3

1.        FILSAFAT PENDIDIKAN TENTANG KEHIDUPAN

Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat  yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan analisis secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuh aspek pengalaman.

Kehidupan Menurut Teilhard de Chardin dalam Dähler & Chandra (1995:71-75); seorang ahli Perancis yang membagi tiga fase dalam evolusi bumi, yaitu Fase Pra Hidup atau Geosfeer; yakni bagaimana terjadinya matahari dan sembilan planetnya, termasuk bumi, yang belum dapat ditentukan secara definitif. Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman 1755 mengatakan bahwa matahari terjadi dari kabut purba raksasa yang terbentuk dari debu dan gas. Laplace (1800) mengubah gagasan Kant dengan mengatakan bahwa kabut purba itu merupakan bola gas yang berputar. Ide dari Kant masih berlaku sampai sekarang dengan catatan bahwa kabut gas purba itu harus ditafsirkan sebagai kumpulan gas yang padat, dengan muatan energi yang meluapluap yang tentu pada suatu ketika terjadilah pelepasan, pemisahan dan penyebaran dari energi itu. Jika energi itu sangat besar, pelepasan itu terjadi melalui peristiwa Big Bang (letusan yang dahsyat) yang setelahnya terbentuklah bintang-bintang dan planet-planet. Teori tentang peletusan materi purba itu dikuatkan oleh penyelidikan astronomi modern. Astronomi dengan peralatan modernnya menyaksikan bahwa kabut spiral, yaitu suatu kumpulan bintang dengan mega-mega debu raksasa, terus-menerus menjauhi bumi dengan kecepatan 60.000 km/detik. Kecepatan kabut tersebut sedemikian hebat, akan tetapi tidak “tampak akibat jauhnya jarak dari manusia yang meliputi beberapa puluh juta tahun cahaya; dan hanya dapat dibayangkan secara ilmu pasti. Padahal besar dan luasnya satu kabut spiral jauh melebihi besar dan luas seluruh sistem matahari dengan planet-planetnya”. Kira-kira lima milyard tahun yang lalu, segumpal materi yang terdiri dari atom-atom, mungkin memisahkan diri dari matahari, juga melalui letusan. Atom-atom, molekul-molekul menggabung satu sama lain, terusmenerus membentuk materi yang baru, sehingga terjadi elemen-elemen mulai dari zat air sampai uranium. Terbentuklah macam-macam batuan (silikat) dan bergabunglah zat air dan zat asam membentuk air di atas permukaan bumi yang merupakan sumber kehidupan. Bersamaan dengan itu terbentuk pula atmosfeer dengan zat asam, nitrogen dan zat asam arang, sehingga ada udara untuk bernafas. Kehidupan sendiri belum ada, namun perubahan alam berjalan terus, makin lama makin kompleks dan padatlah susunan kumpulan molekul-molekul, selanjutnya konsentrasi ini mencapai titik jenuhnya. Persatuan molekul-molekul tertentu melintasi ambang perloncatan, dan kehidupan masuk ke bumi. Dengan demikian evolusi bumi memasuki fase biosfeer.

Fase Kehidupan atau Biosfeer, Fase ini pada mulanya tampak dalam sel-sel dan unit hidup yang terkecil. Berhubung sel dapat membelah diri menjadi sel-sel baru, maka kehidupan cepat merata ke seluruh permukaan bumi. Tumbuhan ganggang yang hanya hidup dalam air, muncul sekitar 500 juta tahun yang lalu, 400 juta tahun yang lalu nampak tumbuh-tumbuhan darat, dan dalam air bergerak binatang berangka yang pertama, ikan perisai. Hal yang sangat menyolok adalah perkembangan dari binatang yang bertulang belakang sebagai berikut:

Pada awalnya adalah ikan yang hanya mempunyai insang, kemudian berkembanglah ampibi, yaitu binatang yang dapat hidup baik di darat maupun di air, yang berinsang maupun berparu-paru, seperti halnya katak. Selanjutnya berkembangan ampibi mengarah pada binatang melata seperti ular. Kemudian, perkembangan terus terjadi hingga sampai pada burung-burung dan golongan binatang menyusui. Pada taraf ini susunan urat saraf dan otak sangat berkembang menjadi lebih kompleks. Dari kelompok binatang dengan susunan saraf dan otak yang makin kompleks ini, muncullah primat, yakni kera dan setengah kera. Dibandingkan dengan binatangbinatang lain, kera-kera ini yang paling fleksibel, paling pandai menyesuaikan diri dengan alam. Kera-kera antropoid seperti gorilla, simpanse, orang utan dan gibbon adalah puncak perkembangan ini. Semua otak dan tangan mereka paling maju.

Fase pikiran atau Noosfeer; yakni perkembangan evolusi yang memasuki ambang perloncatan yang terpenting, dimana manusia muncul yang memiliki pikiran yang sadar akan dirinya sendiri. Data arkeologi menunjukkan bahwa homo sapiens sudah muncul sejak sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Homo sapiens adalah jenis manusia yang sudah mampu menggunakan alat seperti busur dan panah,korekapi,pisau dengan gagang dan satu hal berikut yang benar-benar membuatnya berbeda dari makhluk sebelumnya. Selanjutnya mulai ditemukan penggunaan simbol yang untuk selanjutnya muncul dalam bentuk antara lain bahasa.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang ada saat ini terbentuk melalui suatu evolusi yang panjang. Sebagai bagian dari makhluk hidup, manusia memiliki karakter umum sebagaimana yang terdapat pada makhluk hidup lainnya. Hal yang membedakan dari berbagai jenis ciptaan lain yang tidak hidup, baik ciptaan dalam arti yang sesungguhnya maupun ciptaan dalam bentuk benda-benda artifisial seperti komputer atau robot yang memiliki kemampuan tertentu layaknya manusia. Langkah ini perlu dilakukan untuk menentukan berbagai kegiatan yang bersifat khas bagi makhluk hidup terutama manusia bila dibandingkan dengan hal yang bukan makhluk hidup.

2.        BEBERAPA CIRI KHAS MAKHLUK HIDUP ADALAH

a.         Kegiatan asimilasi, diartikan sebagai kemampuan makhluk hidup untuk berkembang dan mengembangkan dirinya dengan mengubah apa yang dimakan dan dicerna menjadi substansinya sendiri.

b.        Memiliki aspek interioritas yaitu kegiatan untuk dapat memperbaiki dan memulihkan kerusakan-kerusakan pada dirinya sendiri. Makhluk hidup tersebut mengerjakannya dari substansinya sendiri, dan dari apa yang dibuat oleh organismenya sendiri

c.         Memiliki aspek reproduksi; yaitu mereproduksi dan melipat gandakan dirinya, membuat dalam dirinya bibit atau tunas yang akan menjadi suatu makhluk hidup baru, yaitu suatu makhluk yang akan menjadi gambar dan rupanya serta penerus spesiesnya.

d.        Bereaksi atas berbagai yang diterimanya dan atas keadaan-keadaan yang mengkondisikan eksistensinya. Sebagai contoh kegiatan tumbuh-tumbuhan bereaksi atas cahaya, dingin dan panas, tekanan dan kelembaban. Tanaman misalnya menarik keuntungan dari tanah di mana ia berakar dan dari materi-materi yang diserapnya dari tanah itu.

e.         Mampu menentukan sendiri tujuan-tujuannya dimana mereka semua selalu bekerja bagi konservasinya dan akhirnya bagi perkembangbiakan spesiesnya. Dengan demikian terdapat kenyataan bahwapertama, kehidupan itu berlangsung dalam suatu proses yang terus-menerus. Kedua, kehidupan yang ada pada setiap makhluk hidup itu mempunyai tujuan. Paling tidak dari struktur biologisnya dapat diketahui bahwa tujuan makhluk hidup itu adalah untuk penyempurnaan dirinya dan demi kelangsungan spesiesnya.

 

3.        TUJUAN KEHIDUPAN MANUSIA

a.         Untuk merealisasikan diri menjadi semakin sempurna dan utuh. Dengan kata lain kehidupan bagi manusia merupakan kesempatan baginya untuk semakin merealisasikan dirinya. Kesimpulan ini berangkat dari penyelidikan atas fakta bahwa manusia tidak pernah merasa hidupnya sudah sempurna. Sebaliknya ia mengalami dirinya selalu ditarik ke atas ke arah kesempurnaan, kebijaksanaan, keutamaan, kebaikan terus-menerus. Dengan kata lain manusia tidak pernah menerima dirinya sebagai sudah sempurna, sudah utuh sampai kehidupan itu sendiri dialaminya bertemu dengan kematian.

b.        Untuk menjalani proses menuju hakikatnya; Kematian bagi manusia tidak diterima sebagai suatu yang wajar. Ketika seseorang menyadari kematian dirinya, atau orang yang dikasihinya, ia buru-buru mengusirnya dari kesadarannya, atau orang tidak mengusir dari kesadarannya tetapi membayangkannya dengan penuh ketakutan. Manusia menolak kematian, padahal kehidupan setiap orang dengan pasti maju secara perlahan menuju ke kematian. Hal ini menurut disebabkan oleh kenyataan bahwa di dalam diri manusia ada benih kehidupan sesudah kematian. Kehancuran tubuh fisik oleh karena kematian, bukannya membuat kehidupan berakhir melainkan tetap berlanjut. Dalam hal ini, jiwalah yang berperan. Situasi ini sekaligus menunjukkan tentang jiwa yang rindu akan hakekatnya yakni kehidupan setelah kematian. Dengan demikian tujuan hidup yang kedua ini hendak menegaskan mengenai proses yang harus dilalui manusia dalam perjalanan menuju hakekatnya, yaitu kehidupan setelah kematian. Selanjutnya tidak ada apapun di dunia ini yang mampu untuk memenuhi hasrat manusia untuk mengalami kebahagiaan yang paripurna dan definitif. Setelah seseorang mengalami kebahagiaan, kebahagian itu seolah cepat memudar dan lenyap sehingga menuntut pemenuhan lagi. Hal-hal di dunia ini sering menipu manusia, sebab tampaknya dapat memberikan kebahagiaan yang sempurna, kenyataannya tidak demikian. Menurutnya pengalaman manusiawi yang mengajari bahwa tidak ada satu hal di dunia ini yang dapat memberikan kebahagiaan sempurna. Mengusaha kan kebahagiaan sempurna di dunia ini ibarat menyelami sumur tanpa dasar, artinya merupakan usaha yang siasia. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang dirindukan oleh manusia adalah kehidupan bahagia yang paripurna. Kehidupan bahagia yang paripurna tersebut diawali di dunia ini dengan cara mencintai kebijaksanaan/keutamaan/kebaikan sesuai dengan ajaran Plato, seorang filsuf yang jiwanya didorong oleh rasa rindu akan yang baik. Salah satu contoh konkret dalam mencintai kebijaksanaan adalah dengan berusaha secara konsisten menjalani kehidupan berdasarkan pada proses kerelaan untuk melepaskan, memberi dan menerima. Menjalani kehidupan sebagai proses melepaskan berarti hidup dengan kesadaran bahwa kehidupan adalah proses pelepasan secara terus-menerus sampai pada akhirnya tiba pada suatu pelepasan yang radikal yakni terlepasnya badan dan jiwa. Oleh karena itu sebelum dipaksa oleh kematian untuk melepaskan hal-hal yang mengikat, adalah bijaksana untuk melepaskannya secara sadar dengan suka rela. Orang yang sudah dewasa butuh melepaskan masa kecilnya. Jika orang sudah tua, maka ia butuh melepaskan masa mudanya. Setiap orang butuh melepaskan masa lalunya, apapun bentuknya. Setiap orang butuh melepaskan kekuasaannya, dalam berbagai bentuknya. Secara singkat setiap orang butuh melepaskan diri dari kemelekatan terhadap: kenikmatan, kekuasaan, kekayaan dan lain-lain yang menghalanginya untuk menjadi lebih lepas bebas. Menghidupi kehidupan dengan memberi berarti hidup dengan kesadaran untuk rela berbagi dengan yang lain.

c.         Setiap orang dapat memberi cinta kasihnya kepada orang lainmemberi perhatiannyamemberi kepada orang lain hak-hak merekamemberi maaf dan pengampunanmemberi kegembiraan dan harapanmemberi damaimemberi merupakan hakikat cinta

d.        Menjalani kehidupan dengan menerima berarti hidup dengan kesadaran untuk mau memikul tanggung jawab. setiap orang bertanggung jawab terhadap diri dan hidupnyasesamanya, semua makhluk hidup, alam sekitarnya seperti udara, air dan tanah, kelangsungan hidup di planet bumi ini.


 

LATIHAN SOAL

 

1.    Jelaskan yang dimaksud dengan Filsafat pendidikan!

2.    Jelaskan kehidpan menurut Teilhard de Chardin!

3.    Jelaskan kehidupan menurut fase Biosfeer!

4.    Jelaskan mengenai fase Noosfeer!

5.    Sebutkan salah satu tujuan kehidupan manusia!

Jawab

1.    Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. 

2.    Kehidupan Menurut Teilhard de Chardin dalam Dähler & Chandra (1995:71-75); seorang ahli Perancis yang membagi tiga fase dalam evolusi bumi, yaitu Fase Pra Hidup atau Geosfeer; yakni bagaimana terjadinya matahari dan sembilan planetnya, termasuk bumi, yang belum dapat ditentukan secara definitif. Fase Kehidupan atau Biosfeer, Fase ini pada mulanya tampak dalam sel-sel dan unit hidup yang terkecil. Fase pikiran atau Noosfeer; yakni perkembangan evolusi yang memasuki ambang perloncatan yang terpenting, dimana manusia muncul yang memiliki pikiran yang sadar akan dirinya sendiri.

3.    Fase Kehidupan atau Biosfeer, Fase ini pada mulanya tampak dalam sel-sel dan unit hidup yang terkecil. Berhubung sel dapat membelah diri menjadi sel-sel baru, maka kehidupan cepat merata ke seluruh permukaan bumi.

4.    Fase pikiran atau Noosfeer; yakni perkembangan evolusi yang memasuki ambang perloncatan yang terpenting, dimana manusia muncul yang memiliki pikiran yang sadar akan dirinya sendiri.

5.    Untuk merealisasikan diri menjadi semakin sempurna dan utuh. Dengan kata lain kehidupan bagi manusia merupakan kesempatan baginya untuk semakin merealisasikan dirinya. Kesimpulan ini berangkat dari penyelidikan atas fakta bahwa manusia tidak pernah merasa hidupnya sudah sempurna. Sebaliknya ia mengalami dirinya selalu ditarik ke atas ke arah kesempurnaan, kebijaksanaan, keutamaan, kebaikan terus-menerus.


 

KESIMPULAN

 

Kehidupan yang dialami dari awal mulanya hingga sekarang, berkembang melalui suatu proses evolusi yang panjangKehidupan yang dialami manusia bertujuan untuk merealisasikan dirinya menjadi lebih sempurna dan utuh serta sebagai kesempatan untuk menjalani proses menuju tujuannya yakni kehidupan bahagia yang pari purna sesudah kehidupan di dunia ini. Kehidupan bahagia yang pari purna tersebut dapat dicapai dengan menjalani kehidupan melalui proses melepaskan, memberi dan menerima, mulai di dunia ini dalam kehidupan sehari hariKejahatan dalam kehidupan manusia lahir dari keterbatasan manusia sebagai ciptaan dan bukan merupakan ciptaan TuhanMasalah takdir masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana sesungguhnya memposisikannya dalam kehidupan manusiaPerjuangan adalah bagian hakiki dari kehidupan manusia yang ada demi membantu manusia untuk mengalami kesempurnaan baik secara individual maupun sebagai kelompok.


 

TES FORMATIF 3

 

1.        Fase geosfeer menjelaskan tentang…

a.       perkembangan dari makhluk hidup

b.      aspek kehidupan

c.       sel-sel dari unit hidup terkecil

d.      terjadinya planet yang belum dapat ditentukan secara definitive

e.       semua benar

(Jawaban d)

 

2.        Fase biosfeer menjelaskan tentang….

a.       sel-sel dan unit hidup yang terkecil

b.      terjadinya planet yang belum dapat ditentukan secara definitive

c.       semua benar

d.      aspek kehidupan

e.       perkembangan dari makhluk hidup

(Jawaban a)

 

3.        Fase noosfeer menjelaskan tentang….

a.       terjadinya planet yang belum dapat ditentukan secara definitive

b.      sel-sel dan unit hidup yang terkecil

c.       perkembangan evolusi Panjang

d.      perkembangan zaman batu

e.       semua benar

(Jawaban c)

 

4.        Kehidupan menurut Teilhard, kecuali…

a.       fase geosfeer

b.      fase biosfeer

c.       fase noosfeer

d.      fase evolusi

e.       fase chardin

(Jawaban e)

 

5.        Kegiatan asimilasi merupakan..

a.       memperbaiki

b.      mengembangkan

c.       memproduksi

d.      mengkondisikan

e.       menentukan

(Jawaban b)

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Atkinson, Rita dkk., Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara,2005. Dahler F., Chandra, Asal dan Tujuan Manusia. Kanisius, Yogyakarta,1985. Hakenewerth, S.M. Quentin, Ikutilah Panggilan Hidupmu, Cipta Loka Caraka, Jakarta, 1999.

 

Nuchelmans,G., 1982., “Berfikir Secara Kefilsafatan: Bab X, Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam,Dialihbahasakan Oleh Soejono Soemargono”, Fakultas Filsafat – PPPT UGMYogyakarta p.6-7.

 

http://nfprasetyo.blogspot.com 

 

https://antronesia.com/filsafat-manusia/ diunduh pada 03 November 2021

 

Nopi Fajar Prasetyo, 15 November 2013, Filsafat Manusia, Bekasi.

 

Prasetya, Filsafat Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia, 1997, hlm.33

 

Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, cet-3. 1986

 

https://id.wikipedia.org.



 

Komentar